Noda di Wajah Tambora


Indonesia, negara dengan berjuta kekayaan alam yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah gunung, negara yang menjadi jalur “Ring Of Fire” ini merupakan negara dengan jumlah gunung api terbanyak di dunia. Bahkan salah satu gunungnya menjadi sejarah dalam perkembangan peradapan manusia yang ada di dunia ini.

Ya, Tambora. Gunung yang berada di Kab. Bima dan Kab. Dompu, Prov. NTB ini sempat menggetarkan dunia dengan letusannya yang mencapai 7 VEI pada April tahun 1815, dengan dampak yang begitu luar biasa. Salah satu dampak yang nyata ialah sering di sebut dengan “The Year Without Summer”, memang letusan yang maha dasyat itu berdampak pada iklim dunia dengan tidak adanya musim panas di sebagian wilayah eropa.


Seiring waktu berjalan, letusan tersebut tinggal menjadi sejarah dan cerita. Sekarang Tambora tetap menunjukkan keistimewaanya tanpa letusan maha dasyatnya lagi, melainkan dengan bekas letusan yang menakjupkan. “Bekas Luka Tak Mesti Jelek”, mungkin itu ungkapan yang tepat untuk keadaan Tambora saat ini, bekas letusan Tambora 2 abad silam tidak merubah bentuk tambora menjadi mengerikan, melainkan mengubah bentuk Tambora menjadi lebih eksotis, dengan kalderanya yang luar biasa. Kaldera Tambora menjadi kaldera gunung yang terbesar di Indonesia dengan diameter sekitar 6-7 Km dengan kedalaman sekitar 1,5 Km.

Kaldera Tambora yang eksotis tersebut sekarang menjadi primadonanya Tambora, banyak orang lokal maupun mancanegara berbondong-bondong untuk menikmati keeksotisan dan sisa letusan yang maha dasyat.

Namun segala keindahan Tambora tadi tak lepas dari berbagai masalah yang ada di dalamnya. Praktek ilegal logging yang begitu hebat mulai menggerogoti keindahan Tambora dari segi aspek vegetasi. Dulunya vegetasi yang masih begitu rapat, sekarang perlahan mulai memudar kerapatanya. Ibarat tambora ini adalah wajah dengan kecantikan vegetasinya, namun sekarang mulai banyak noda yang terdapat di wajah tambora dengan maraknya praktek ilegal logging tersebut. Seakan tak pernah habis masalah yang ada di Tambora ini, selain praktek ilegal logging, di kawasan Gunung Tambora ini juga di jadikan praktek perambahan dan pembukaan lahan secara ilegal yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di sekitar Tambora. Memang belum ada kesadaran dari masyarakat soal dampak yang mereka perbuat kelak kepada anak cucu mereka.

Tak ada henti-hentinya tajam mata chainsaw terus menggeroti pohon yang ada di Tambora, tak peduli akibat yang ditimbulkan, mereka cuma memikirkan bagaimana mereka hidup saat ini, tidak sama sekali memikirkan hidup anak cucunya kelak.

Sekarang Tambora yang menjadi sejarah dunia, keeksotisannya mulai menghilang apabila noda-noda yang memperburuknya segara tidak dihilangkan.


Pada peringatan “2 Abad Tambora Menyapa Dunia” pada 11 April 2015, Gunung tambora resmi dijadikan kawasan Taman Nasional Tambora oleh presiden RI. Diharapkan dengan terbentuknya Taman Nasional Tambora ini menjadi titik awal untuk mengembalikan keeksotisan Tambora. Salam Lestari....

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Noda di Wajah Tambora"