“Adalah pada waktu tengah malam,
meletuslah bunyi seperti meriam, habislah terkejut sekalian alam, serasa dunia
bagaikan karam.
Waktu subuh fajar pun merekah,
diturunkan Allah bala celaka.
Sekalian orang habislah duka,
bertangis-tangisan segala mereka.
Bunyi bahananya sangat berjabuh,
ditempuh air timpa habu,
Berteriak memanggil anak dan ibu,
disangkanya dunia menjadi kelabu”
(Tarikh 10-11 April 1815)
Demikanlah
sepenggal syair kerajaan bima yang menggambarkan bagaimana dasyatnya letusan
Tambora kala itu, yang memang letusannya sangat mengerikan dan memberi dampak
luar biasa untuk semesta ini. Tepatnya 11 April 1815, gunung yang yang berada
di pulau Sumbawa ini memberikan rasa kiamat di daerah sekitar gunung yaitu Bima
dan Dompu. Seluruh dunia mengenang letusan Tambora ini sebagai letusan terbesar
di sejarah modern dengan skala letusan 7 VEI (Volcanic Explosivity Index).
Kini
sudah 201 tahun yang lalu letusan maha dahsyat itu berlalu, sisa-sisa letusan
masih jelas terlihat, termasuk luasnya kawah/kaldera yang menjadi bekas nyata
dari maha dahsyatnya letusan Tambora kala itu. Saat melihat kawah raksasa itu
betapa bergetarnya jiwa ini membayangkan bila kita dapat merasakan langsung
letusan kala itu. Betapa tidak, dulu Tambora berketinggian 4.300 mdpl setalah
meletus menjadi 2.851 mdpl, hampir separuh tubuh gunung Tambora itu hilang dan
materialnya berterbangan menutupi langit sampai benua Eropa dan Amerika serta
memberikan dampak yang luar biasa terhadap alam. Dampak yang nyata bagi daratan
Eropa ialah pada tahun 1816 ialah tahun dimana tanpa musim panas, yang sering
dikenal sebagai The year without a summer, karena letusan
tambora ini mempengaruhi iklim global.
Setahun
yang lalu tahun 2015 tepatnya 11 april 2015, Tambora telah berhasil menyapa
dunia dengan event yang bertemakan “2
Abad tambora Menyapa Dunia”, saat itu Tambora benar-benar sukses menyapa
dunia dengan diresmikannya kawasan Gunung tambora menjadi Taman Nasional
Tambora oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo. Setahun telah
berlalu, sekarang pada tahun 2016 ini Tambora menunjukkan segala pesonanya
dalam event “Festival Pesona Tambora 2016”.
Acara yang berlangsung dari 11-16 April 2016 dan dihadiri langsung oleh Ibu
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu Ibu Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc.
saat acara puncanknya. Festival Pesona Tambora 2016 ini digelar untuk
mempromosikan wisata yang ada di Nusa Tenggara Barat khususnya di daerah
sekitar Gunung Tambora kepada dunia ini, di ramaikan dengan beberapa agenda
yang di adakan oleh berbagai instansi
seperti Kementrian Pariwisata Republik Indonesia, Dinas Pariwisata NTB, KOMPAS, BKSDA NTB, Balai Taman Nasional
Tambora, dan Pemda setempat.
11
April 2016, keramaian mulai terlihat di Doroncanga yang berada di Kabupaten
Dompu, lokasi dimana event “Festival
Pesona Tambora 2016” berlangsung, berbagai spanduk; banner-banner; serta
panggung sudah terpasang dan menghiasi di sekitar daerah Doroncanga. Seakan
lokasi ini menjadi episentrum bagi orang yang akan ikut meramaikan acara ini,
khususnya orang Bima dan Dompu. Sontak suasana daerah ini menjadi berubah
drastis, yang biasanya di huni oleh ratusan sapi liar yang mencari makan, pada
waktu itu berubah menjadi kumpulan manusia yang sedang menikmati suasana “Festival Pesona Tambora 2016”.
Keramaian
di lokasi semakin memuncak, saat
beberapa tenda dari peserta Perkemahan Bakti Pesona Tambora 2016 sudah mulai
didirikan. Perkemahan Bakti Pesona Tambora 2016 ini merupakan salah satu agenda
yang ada dalam perayaaan “Festival Pesona
Tambora 2016” dengan jumlah peserta yang terhitung banyak, sekitar 300
orang peserta yang mengikutinya, mereka berasal dari berbagai daerah di Nusa
Tenggara Barat. Ada beberapa agenda kegiatan yang ada dalam Perkemahan Bakti
Pesona Tambora ini seperti Sosialisasi Taman Nasional Tambora, Jelajah Alam
Pesona Tambora 2016, Sosialisasi Cara Teknis Menanam Pohon dan Penanaman pohon
di sekitar jalur pendakian Doroncanga.
Cuaca
pagi yang sangat cerah seakan ikut mendukung dan membakar semangat dalam
kegiatan-kegiatan yang berlangsung di “Festival
Peosna Tambora 2016”. Panggung utama acara Jelajah Alam Pesona Tambora 2016
sudah berdiri dengan megahnya, didepannya barikade-barikade berseragam
abu-orange sudah memadati di point pintu masuk pendakian Doroncanga. 100 tim
yang terdiri 1000 orang peserta ikut memeriahkan dalam kegiatan Jelajah Alam
Pesona Tambora 2016 yang berlangsung pada tanggal 14 April 2016 pagi pukul
08.00 WITA. Peserta dalam kegiatan ini berasal dari masyarakat umum, Kelompok
pecinta alam, Sekolah dan Universitas yang ada di sekitar Bima-Dompu, Instansi
KPH dan peserta Perkemahan Bakti. Bendera start diangkat dan peserta satu-persatu
tim mulai berangkat meninggalkan garis start, mereka menempuh jarak yang
terhitung lumayan jauh sekitar 9 km. Suara tegukan air yang begitu terdengar
dan kilauan pantulan sinar matahari dari keringat mereka menandakan semakin
terik sengatan matahari mengenai peserta, namum tak menggoyahkan semangat para
peserta untuk menyelesaikan sampai garis finish. Sebagai penghargaan yang
menjadi juara akan menerima trophy + hadiah jutaan rupiah dan banyak doorprize
yang akan mereka dapatkan jika beruntung.
Melainkan
bukan hanya untuk memeriahkan acara “Festival
Peosna Tambora 2016” saja kegiatan Jelajah Alam Pesona Tambora 2016 ini,
namun lebih utama untuk mengenalkan kawasan Taman Nasional Tambora kepada
masyarakat luas umumnya dan tentu khususnya pada peserta Jelajah Alam sendiri.
Hijau dan cantiknya kawasan savana Doroncanga juga menjadi bumbu penyemangat
untuk para peserta, karena Jalur Jelajah Alam yang melewati kawasan savana
tersebut. Terdapat 4 pos yang ada dalam sepanjang jalur Jelajah Alam, yang
setiap pos ada permaianan dan kuis untuk penilaian bagi juri untuk peserta.
Garis start yang juga dijadikan garis finish dalam Jelajah Alam ini mulai sepi
setelah seluruh para peserta sudah berangkat, namun tak begitu menunggu lama
sudah terlihat dari kejauhan beberepa tim peserta mulai memasuki garis finish.
Seragam basah oleh keringat dan yel-yel yang diserukan oleh mereka menandakan
mereka masih dengan semngat tinggi walaupun dengan keadaan lelah.
Barikade-barikade barisan peserta sudah memenuhi kembali
di depan panggung utama kegiatan Jelajah Alam Pesona Tambora 2016 sebagai tanda
bahwa seluruh peserta sudah selesai melintasi jalur Jelajah Alam. Alunan musik
meriahkan dan memberi relaksasi bagi peserta sembari mereka menunggu hasil
pengolahan nilai yang dilakukan panitia untuk menentukan siapa juara 1, 2, 3
dalam kegiatan Jelajah Alam Pesona Tambora 2016. Suara “perhatian-perhatian bagi para peserta untuk segera berkumpul dengan
rapi di depan panggung” dari pengeras suara menarik perhatian seluruh
peserta. Ekspresi senang dan kecewa menghiasi wajah seluruh para peserta yang
ada, setelah pengumunan juara telah disampaikan. Sebagai juara 1 ialah SMA 1
Pajo, juara 2 KPA Algura, juara 3 KLU putri, namun wajah yang kecewa masih
dipenuhi dengan rasa berharap dari undian doorprize yang diadakan oleh panitia,
cukup mengobati rasa kecewa bagi peserta yang tidak menjadi juara dalam
kegiatan Jelajah Alam Pesona Tambora 2015. Matahari semakin menghilang di ufuk
barat sebagai penanda juga berakhirnya kegiatan Jelajah Alam Pesona Tambora
2016 yang berjalan dengan sukses.
Berganti hari, berganti juga kegiatan-kegiatan yang ada
di “Festival Pesona Tambora 2016”. Tanggal
15 April 2016 pagi, seluruh peserta Perkemahan Bakti Pesona Tambora sudah
berkumpul di depan pintu pendakian Doroncanga untuk mengikuti kegiatan penanaman
pohon, yang malam sebelumnya sudah mendapatkan sosialisasi mengenai Teknik
Menanam Pohon yang benar dan tepat. 500 bibit pohon sudah disiapkan dan akan
dilakukan penanaman di sekitar jalur pendakian Doroncanga. Ekspresi penuh
harapan agar bibit pohon yang ditanam dapat hidup terlihat dari seluruh peserta
yang mengikuti kegiatan penanaman.
Seakan gong akhir sudah ditabuh, datang juga hari dimana
acara puncak “Festival Pesona Tambora
2016”, serangkaian acara yang sudah selasai pada hari sebelumnya akan
ditutup dengan acara puncak yang ditunggu-tunggu. Kedatangan ibu Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ibu Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. semakin
memeriahkan acara puncak yang juga di hiasi oleh beberapa kegitan seni seperti
Budaya RIMPU (cara berpakaian khas Bima-Dompu), Tarian Tradisoanal daerah
setempat, atraksi terjun payung oleh TNI – AL, dan pameran barikade kapal
perang di Teluk Saleh. Ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan acara puncak “Festival Pesona Tambora 2016” yang
meraka tunggu.
Event yang sudah menjadi agenda tahunan ini semoga dapat
berjalan terus dari tahun ke tahun, agar
wilayah Nusa tenggara Barat khususnya Taman Nasional Tambora dapat
terpromosikan dengan luas ke segala penjuru dunia. Salam Lestari....
0 Response to "FESTIVAL PESONA TAMBORA 2016"
Posting Komentar