Pesona Kawinda To’i, Desa Lereng Tambora

Desa Kawinda To’i terletak di Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Desa yang terdiri dari 6 dusun ini (Kawinda To’i, Katupa, Labau, Dana Kala, Oi Marai, dan Sori Nae) memiliki jumlah penduduk sekitar 1.883 jiwa, dengan rata-rata penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani.

Akses yang dapat ditempuh menuju desa ini bisa dikatakan cukup mudah bila menggunakan kendaraan umum, ada 2 rute yang pertama lewat Kecamatan Pekat, kabupaten Dompu dan Lewat Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima. Namun yang pernah saya coba menggunakan kendaraan umum ialah dari Kecamatan Sanggar, jika start dari Bima atau dompu kita bisa menggunakan bus jurusan Kore, Dari terminal Kore kita ganti bus yang menuju Desa Kawinda To’i, yang perlu diperhatikan ialah bus jurusan Kore – Kawinda To’i ini hanya sehari sekali saja yaitu pada sekitar pukul 14.00 – 15.00 WITA. Saat perjalanan dari Kore ke Kawinda To’i anda akan disuguhkan pemandangan yang sangat menarik, landscape lereng Gunung Tambora dan Pantai akan menjadi santapan mata saat menuju desa ini. 
Namun harus sedikit bersabar saat perjalanan karena aksesibilitas jalannya cukup rusak parah, jadi perjalanan akan memakan waktu yang cukup lama sekitar 2-3 jam perjalanan dari Kore – Kawinda To’i.



Saat sampai di desa ini, kita akan disambut dengan sebuah kondisi desa yang sangat sunyi dan kesan pertama kalian pasti berpikir ini desa pelosok sekali. Memang desa ini masih bisa dikategorikan sebagai desa yang kurang begitu maju, hal itu dibuktikan dengan jaringan komunikasi handphone yang belum masuk di dasa ini, selain itu kondisi jalan yang masih belum tersentuh oleh aspal dan listrik saja baru akhir-akhir ada, itupun listrik dari PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hydrogen) yang terdapat di sungai Oi Marai.


Sepahit-pahitnya kopi pasti ada saja penikmatnya, mungkin itulah perumpamaan yang tepat mengenai Desa Kawinda To’i ini, dengan kondisi desa yang masih tertinggal namun ada saja hal yang menarik di sini. Terdapat banyak potensi yang membuat para pelancong dari berbagai tempat datang ke desa ini untuk berbagi urusan, ada yang melakukan penelitian atau melakukan wisata gunung Tambora yang salah satu jalur pendakiannya terdapat di desa ini. Wisata pendakian Gunung Tambora lewat jalur Kawinda To’i ini memang yang paling banyak menyedot para pelancong untuk berkunjung kesini, dengan kondisi jalur pendakian yang masih alami, hutan masih lebat mejadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki untuk menaklukan Gunung Tambora lewat Kawinda To’i. Ditambah lagi ada satu pemanis lagi di jalur pendakian ini, yaitu terdapat air terjun Oi Marai yang menjadikan penambah daya tarik jalur pendakian disini yang tidak ditemukan di jalur pendakian Gunung Tambora yang lain. Terdapat 4 buah air terjun yang dapat dinikmati para wisatawan pendaki saat mendaki nantinya.




Saat ini desa ini terkenal karena ada jalur pendakian Gunung Tambora, namun ada beberapa potensi lain yang menurut saya menjadi daya tarik lainnya. Desa yang berbatasan langsung dengan laut ini sebenarnya mempunyai potensi yang sangat cerah di bidang kelautan kedepannya bila dikelola dengan baik. Garis pantai yang begitu panjang dan kondisi laut dengan ombak yang tidak begitu besar menjadi perpaduan yang bagus untuk menbuat candu bagi setiap orang yang melihatnnya, didukung lagi dengan kondisi pantai disini masih sangat alami dan bersih. Dari segi potensi perikan laut sebernarnya sangat baik sekali, namun saat ini hanya sebagian kecil warga Kawinda To’i yang bermata pencaharian sebagai nelayan, mungkin itu dikarenakan tidak adanya fasilitas pelabuhan bagi para nelayan, misal fasilitas untuk para nelayan di desa ini bisa terpenuhi bisa jadi kesejahteraan warga akan meningkat.




Satu lagi potensi yang perlu saya ceritakan mengenai Desa ini. Madu Asli Tambora, nah itulah yang sebelumnya sudah saya bahas di artikel saya sebelumnya, bisa di check disini. Desa yang berada di lereng Gunung Tambora ini, tak sedikit pula warganya yang memanfaatkan kawasan hutan dengan mengambil madu yang terdapat di hutan. Madu yang benar-benar asli dan murni ini menjadi produk andalan desa Kawinda To’i ini dan menjadi sumber penghasilan warganya.



Nah itulah sedikit cerita tentang sebuah Desa yang sangat berpotensi sekali jika dikelola dan dikembangkan dengan baik, tentunya harus ada campur tangan pemerintah dearah setempat, agar percepatan pembangunan infrastruktur cepat terlaksana. Tak menutup kemungkinan apabila semua fasilitas sudah tersedia dan infrastuktur baik, desa ini akan menjadi lebih terkenal dan menjadi penyumbang utama pendapatan pemerintahan daerah setempat dikarenakan terdapat banyak potensi yang terdapat di Desa Kawinda To’i ini.


Salam Lestari…..

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pesona Kawinda To’i, Desa Lereng Tambora"